Title : Sribuu dan Twibbonize Berbagi Pengalaman Manfaatkan Cloud untuk Bangun Startup
link : Sribuu dan Twibbonize Berbagi Pengalaman Manfaatkan Cloud untuk Bangun Startup
Sribuu dan Twibbonize Berbagi Pengalaman Manfaatkan Cloud untuk Bangun Startup
mexinter.net – Sampai tahun 2022 ini, Indonesia menduduki peringkat kelima dalam daftar negara dengan perusahaan rintisan (startup) terbanyak versi startupranking.com. Tentunya ini merupakan prestasi, apalagi Indonesia merupakan satu-satunya negara di Asia Tenggara yang masuk dalam sepuluh besar kategori tersebut. Padahal membangun startup bukanlah perkara mudah, ada banyak tantangan yang harus dihadapi selain harus dapat memanfaatkan peluang. Sribuu dan Twibbonize merupakan startup lokal yang berada di tahap awal, namun berambisi tinggi. Kedua pendiri startup tersebut pun berbagi kiat dan strategi mereka dalam membangun bisnisnya.
Peringkat Indonesia sebagai negara dengan startup terbanyak membuktikan potensi ekosistem startup tanah air yang dinamis dan terbuka bagi pemain-pemain baru. Inkubasi dan akselerasi startup merupakan program yang digalakkan demi membangun perekonomian digital yang dapat bersaing secara global. Program-program tersebut tentu saja sejalan dengan target pemerintah. Gunawan Susanto, Country Manager AWS Indonesia pun membahas iklim startup di Indonesia ini dan dukungan AWS bagi para pendiri startup.
Baca juga: AWS Asia Pacific (Jakarta) Region Dukung Pemberdayaan Developer Lokal
startup yang memanfaatkan teknologi cloud AWS tak perlu mengeluarkan modal besar di awal. Biaya yang dikeluarkan bisa sesuai kebutuhan (pay as you go). Para startup pun dapat melakukan inovasi tanpa batas dengan risiko lebih minim dan leluasa fokus pada inti bisnis. Kehadiran AWS Asia Pacific (Jakarta) Region sejak Desember 2021 pun menyajikan tata kelola data dan latensi yang lebih rendah.
AWS mendampingi perjalanan startup anak bangsa sejak dari tahap awal sampai tahap lebih lanjut melalui program AWS Activate. Beberapa startup yang ikut serta dalam program ini mencakup Halodoc, HappyFresh dan Paxel. Saat ini Sribuu dan Twibbonize pun sedang ikut serta program tersebut.
Sribuu, Startup Perencanaan Keuangan Pribadi
Francisca Susan, CTO dan Co-Founder Sribuu |
Baca juga: AWS Terus Berkomitmen Dukung Bisnis Hadapi Pandemi
Aplikasi Sribuu memberikan rekomendasi cara mengatur pengeluaran setiap bulan bagi penggunanya. Transaksi yang dilakukan pengguna di platform e-commerce, dompet digital dan perbankan dianalisis Sribuu menggunakan teknologi machine learning AWS. Hasil analisis kemudian digunakan untuk menentukan strategi berhemat yang optimal bagi masing-masing pengguna. Sribuu sangat terbantu dengan kehadiran AWS Asia Pacific (Jakarta) Region, apalagi regulasi di industri fintech begitu ketat. AWS memungkinkan Sribuu untuk mengelola data dengan keamanan yang lebih tinggi, mematuhi regulasi dan memberikan pengalaman pengguna yang mulus.
pesatnya perkembangan teknologi seperti cloud computing membuat biaya meluncurkan startup lebih murah (Sumber: Both Side of the Table) |
“Sepuluh tahun lalu saja, tidak mungkin perusahaan startup seukuran kami dapat mengakses teknologi termutakhir seperti cloud dan machine learning. Hal ini tak dimungkinkna karena kendala biaya. Namun sekarang, teknologi dapat dimanfaatkan oleh semua orang untuk merealisasikan dan menskalakan ide bisnisnya. Sribuu banyak mendapatkan grants dari berbagai program inkubator. AWS pun terus membuat teknologi makin terjangkau. Kami pun dapat mengalokasikan anggaran untuk merekrut talenta-talenta yang berbakat untuk menunjang perusahaan dalam jangka panjang,’ ucap Susan.
Twibbonize, Aplikasi Pembuat Twibbon Kampanye Online
Perjalanan startup Twibbonize pun tak jauh berbeda dengan Sribuu. startup ini dikembangkan Mohammad Fokkerizy bersama teman-temannya semasa kuliah. Twibbonize mengembangkan aplikasi untuk membuat bingkai foto digital yang digunakan untuk kampanye online, bingkai ini biasa disebut sebagai twibbon.
Mohammad Fokkerizy, COO dan Co-Founder Twibbonize |
Mohammad Fokkerizy, COO dan Co-Founder Twibbonize mengungkapkan bahwa pertumbuhan Twibbonize paling pesat adalah saat awal peluncuran kampanye vaksin. Hanya dalam waktu kurang dari tiga tahun, jumlah pengguna Twibbonize berhasil mencapai 120 juta pengguna. Di Indonesia sendiri jumlah pengguna mencapai 90 juta, sementara sisanya berasal dari mancanegara, termasuk Filipina dan Thailand. Kendati demikian, Twibbonize belum pernah menerima pendanaan, pemasukan startup ini banyak berasal dari iklan.
Baca juga: Traveloka Terus Berinovasi Mengandalkan Teknologi Cloud dari AWS
“AWS membantu kami untuk menskalakan bisnis dan operasional Twibbonize agar dapat disesuaikan dengan lonjakan pengguna kami yang cukup signifikan. Kami juga menikmati banyak manfaat dari AWS Activate. AWS pun secara konsisten mengoptimalisasi biaya yang perlu dikeluarkan. Pertumbuhan Twibbonize ini tidak lepas dari bimbingan AWS yang berharga,” ucap Mohammad Fokkerizy yang juga biasa disapa Fokker.
Kehadiran AWS Asia Pacific (Jakarta) Region diyakini Fokker dapat memicu munculnya startup-startup lokal seperti Twibbonize. Dia pun berpesan bagi calon pendiri startup untuk percaya penuh pada ide dan misi yang dimiliki.
Data CB Insight menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2021 suntikan dana bagi startup pra-Seri A dan Seri A cukup tinggi. Investasi tersebut mencakuap USD772 juta dengan peningkatan 214 dari tahun ke tahun. Pendanaan pada tahap tersebut menunjukkan bahwa startup Seri A lebih cepat dibandingkan Seri B, Seri C dan seterusnya. Ini berarti peluang bagi pendiri startup tahap awal masih luas.
That's the article: Sribuu dan Twibbonize Berbagi Pengalaman Manfaatkan Cloud untuk Bangun Startup
You are now reading the article Sribuu dan Twibbonize Berbagi Pengalaman Manfaatkan Cloud untuk Bangun Startup with link address https://updatesapilipinas.blogspot.com/2022/04/sribuu-dan-twibbonize-berbagi.html
Post a Comment